Agen sosialisasi adalah individu, kelompok, atau institusi yang mengajarkan norma-norma sosial dan nilai-nilai dari masyarakat. Dalam masyarakat modern, ada banyak agen sosialisasi, termasuk keluarga, sekolah, rekan sebaya, media, dan agama. Dalam kisah ini, kita melihat bagaimana Harefa telah dipengaruhi oleh agen sosialisasi paling utama, yaitu keluarganya, dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat dan makhluk hidup lainnya.
Harefa, seorang anak muda yang penuh semangat, telah diberikan edukasi tentang pentingnya tolong menolong oleh orangtuanya sejak dini. Nilai-nilai ini bukan hanya diajarkan sebagai pelajaran teoritis, melainkan dimodelkan dan diajarkan melalui tindakan nyata. Saat Harefa menemukan kucing yang terjebak dalam saluran air, dia tidak segan untuk membantu, meski itu bukan suatu kewajiban dan meski situasinya mungkin berbahaya. Tindakan ini merupakan refleksi dari nilai-nilai yang telah diajarkan oleh orangtuanya.
Orangtua Harefa telah berperan sebagai agen sosialisasi primer dalam hidupnya. Mereka telah menanamkan pada Harefa pemahaman tentang pentingnya melindungi dan merawat makhluk hidup lainnya, bahkan mereka yang tidak memiliki suara untuk meminta bantuan. Ini adalah nilai yang ditekankan dalam banyak budaya dan agama, dan merupakan dasar dari etika dan moralitas.
Agen sosialisasi, seperti orangtua Harefa, memainkan peran penting dalam membentuk individu, keyakinan mereka, nilai-nilai, dan perilaku, dan dapat memiliki dampak yang membekas dan jangka panjang. Dalam kasus Harefa, pengaruh ini mendorongnya untuk bertindak dengan berani dan belas kasih, bahkan di tengah kesulitan.
Secara keseluruhan, cerita Harefa adalah contoh sempurna tentang bagaimana agen sosialisasi – dalam hal ini, orangtua – dapat membentuk individu menjadi pribadi yang peduli, bertanggung jawab, dan berani. Ini juga menunjukkan bahwa edukasi dan contoh positif yang diberikan oleh agen sosialisasi dapat mendorong tindakan positif dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.