Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali berinteraksi dengan berbagai macam situasi dan permasalahan yang tanpa kita sadari sebenarnya tengah menuntun kita dalam melatih sikap mujahadah an nafs. Bagi sebagian orang, konsep ini mungkin cukup asing. Mujahadah an nafs dalam ajaran Islam merujuk pada usaha seorang muslim untuk berjuang melawan hawa nafsu dan meningkatkan kualitas spiritualnya.
Salah satu contoh perilaku yang mencerminkan sikap mujahadah an nafs yang paling jelas dan sering kita temui adalah pengendalian diri. Pengendalian diri ini meliputi berbagai aspek, mulai dari mengendalikan amarah, menahan diri dari bergosip, hingga mengendalikan nafsu makan.
Pengendalian Diri dalam Berbicara
Mengendalikan lidah seringkali menjadi tantangan tersendiri. Salah satu manifestasi dari sikap mujahadah an nafs adalah menjaga lisan, yaitu dengan berbicara apa yang baik dan benar-benar bermanfaat saja serta menahan diri dari ujaran yang tidak perlu dan dapat menyakiti orang lain seperti fitnah atau gossip.
Dalam hadis rasulullah SAW disebutkan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari). Percakapan yang sehat dan positif tidak hanya memberikan manfaat untuk individu tersebut, tetapi juga berdampak positif pada lingkungannya.
Pengendalian Diri dalam Mengendalikan Emosi
Amarah adalah emosi yang alami dan setiap orang pasti pernah merasakannya. Namun, bagaimana kita menangani amarah tersebut menjadi cerminan mujahadah an nafs kita. Dengan menahan amarah, seorang Muslim menunjukkan bahwa ia mampu mengendalikan hawa nafsunya dan tidak mudah terbawa oleh emosi.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda, “Kuasa (kepahlawanan) bukan dengan menang berkelahi tetapi kuasa itu adalah orang yang mampu mengendalikan diri di saat marah” (HR Bukhari).
Pengendalian Diri dalam Makan dan Minum
Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia. Namun, terkadang, hawa nafsu bisa membuat kita makan dan minum secara berlebihan dan tidak sehat. Sikap mujahadah an nafs dalam hal ini adalah mampu menjaga diri dari makan dan minum secara berlebihan serta menjaga pola makan yang sehat dan teratur.
Dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 31, Allah berfirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makanlah dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Sikap mujahadah an nafs merupakan proses pembelajaran yang terus menerus dalam hidup ini. Sebagai umat muslim, kita diajak untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah. Jadi, jawabannya apa? Jawabannya ada pada diri kita sendiri, apakah kita mampu melakukan mujahadah an nafs dengan menerapkan pengendalian diri sebagai salah satu contoh perilaku yang mencerminkan sikap mujahadah an nafs.