Sekolah

Sejarawan yang Mengatakan Bahwa Sejarah Tidak Berkembang Lurus ke Arah Masa Depan, Tetapi Bergerak Seperti Garis yang Melingkar

×

Sejarawan yang Mengatakan Bahwa Sejarah Tidak Berkembang Lurus ke Arah Masa Depan, Tetapi Bergerak Seperti Garis yang Melingkar

Sebarkan artikel ini

Untuk memahami pernyataan ini, perlu bagi kita untuk merenung dalam konteks fenomena historis. Perkembangan masa lampau biasanya dikonotasikan sebagai waktu linear: sekumpulan peristiwa yang berjalan lurus dari masa lalu ke masa kini dan masa depan. Namun, ada sejarawan yang memandang sejarah sebagai proses siklis atau berputar, alih-alih sekadar berjalan lurus. Salah satu pendekatan yang mendukung ide ini adalah pandangan cyclical theorist. Cyclical theorists percaya bahwa sejarah berkutat dalam siklus daripada melaju lurus ke depan.

Sejarawan seperti Arnold J. Toynbee dan Oswald Spengler adalah dua contoh sejarawan yang mendukung pendekatan ini.

Arnold J. Toynbee

Arnold J. Toynbee, seorang sejarawan Inggris terkemuka, mengutarakan pandangan ini dalam karyanya yang monumental, “A Study of History.” Toynbee berpendapat bahwa peradaban berkembang melalui siklus yang berulang: pertumbuhan, penurunan, dan akhirnya disintegrasi. Dia berpendapat bahwa peradaban biasanya mengalami masa-masa tantangan dan respon, yang pada akhirnya memicu perubahan dalam sejarah.

Menurut Toynbee, ini tidak seperti jalur lurus linear yang menuju ke arah masa depan; sebaliknya, itu seperti garis melingkar. Setelah suatu peradaban mencapai puncaknya, ia akan mulai menurun dan akhirnya menghadapi kehancurannya, sebelum siklus dimulai kembali dengan kelahiran peradaban baru.

Oswald Spengler

Di sisi lain, Oswald Spengler, sejarawan Jerman, juga mendukung pandangan tentang sejarah sebagai proses siklis dalam karyanya “The Decline of the West.” Mirip dengan Toynbee, Spengler percaya bahwa peradaban bergerak melalui siklus pertumbuhan, penurunan, dan penurunan. Namun, ia memberikan penekanan lebih pada aspek kultural dan spiritual peradaban dibanding Toynbee.

Spengler berpendapat bahwa setiap peradaban memiliki ‘musim’nya sendiri, seperti musim dalam tahun, yang berulang dan mengikuti pola tertentu. Untuknya, sejarah bukanlah garis lurus ke depan, tetapi lebih pada putaran roda yang berulang.

Penutup

Pandangan sejarawan ini menantang kepercayaan yang umum tentang bagaimana sejarah berkembang. Ini menunjukkan bahwa sejarah mungkin bukan hanya suatu proses linear yang melaju dari titik A ke B, melainkan melibatkan siklus, pola, dan bergulir yang kompleks, mirip dengan garis melingkar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *