Merumuskan kata dan ide menjadi suatu ungkapan yang kuat dan mengesankan adalah sebuah tradisi dalam retorika. Salah satu elemen yang kerap kali digunakan untuk menambah intonasional dan ketegasan dalam perspektif pernyataan adalah seruan yang berulang-ulang atau kembali diserukan. Dalam dunia bahasa yang luas dan majemuk, kita mengenal ungkapan ini sebagai epiphora atau lebih populer dengan epistrophe.
Mengenal Epiphora
Seruan yang berulang-ulang atau kembali diserukan disebut sebagai Epiphora. Epiphora adalah sebuah gaya retorik di mana kata atau frasa diulang-ulang di akhir kalimat atau klausa berurutan. Fungsi utama dari epiphora adalah untuk memberikan penekanan kuat pada poin atau gagasan yang ingin disampaikan. Bentuk penekanan ini dengan sangat efektif menciptakan ritme, nada, dan kesamaan, sekaligus menjadikan kata-kata atau ide-ide yang disampaikan lebih mudah diingat menonjol.
Menggunakan Epiphora dalam Praktek
Epiphora tidak hanya digunakan dalam retorika dalam pidato, tetapi juga dalam sastra dan musik. Misalnya, dalam lagu pop, seringkali kita menemukan pengulangan lirik di akhir kalimat sebagai ciri khas dari lagu. Tujuannya adalah untuk menekankan inti pesan lagu dan menciptakan ritme yang menarik.
Seorang pembicara atau penulis yang mampu menggunakan teknik ini dengan baik dijamin mampu memberikan dampak yang signifikan dalam persuasi terhadap audiens atau pembaca. Demikian juga dengan para pemimpin dan penggiat politik, yang ini menggunakan teknik ini untuk menguatkan argumen dan pesan yang disampaikan kepada publik.
Contoh Epiphora
Untuk memperjelas penjelasan, berikut adalah beberapa contoh penggunaan epiphora:
- Mengingatkan kita bahwa kita adalah satu bangsa, di bawah satu bendera, dengan satu tujuan.
- Memori kami tidak boleh pudar, harapan kita tidak boleh pudar, mimpi kita tidak boleh pudar.
- Mereka tidak akan pernah memberi tahu kita bahwa ini mudah, dan mereka tidak boleh pernah memberi tahu kita bahwa ini tidak penting.
Dengan mengulangi ungkapan atau kata kunci pada akhir setiap kalimat, penulis atau pembicara tersebut menekankan pentingnya ide yang disampaikan.
Jadi, jawabannya apa? Seruan yang berulang-ulang atau kembali diserukan dalam bahasa retorika disebut dengan epiphora atau epistrophe. Sebuah teknik yang memanfaatkan pengulangan untuk memberikan penekanan dan resonansi pada kata-kata atau ide-ide yang disampaikan.