Masyarakat memiliki berbagai norma dan aturan yang memandu perilaku individu dan kelompok. Namun, tidak semua orang selalu mengikuti prosedur yang ditetapkan masyarakat mengenai bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Dalam beberapa kasus, individu atau kelompok dapat melanggar norma dan aturan ini dalam berbagai tingkatan, dalam apa yang sering dijuluki sebagai ‘perilaku menyimpang’.
Untuk menentukan apakah suatu perilaku dianggap menyimpang atau tidak, ada dua hal penting yang menjadi patokan. Dua hal ini adalah:
1. Norma dan Aturan Masyarakat
Norma dan aturan masyarakat adalah patokan pertama yang menjadi dasar bagaimana perilaku individu diukur dan ditafsirkan. Norma ini bisa dalam bentuk aturan tertulis atau aturan sosial yang tidak tertulis namun umumnya dipahami dan diikuti oleh sebagian besar anggota masyarakat. Norma-norma ini mencakup berbagai aspek perilaku, mulai dari tingkah laku sehari-hari hingga perbuatan besar seperti hukum dan etika.
Jika seseorang bertindak atau berperilaku yang bertentangan dengan norma-norma ini, perilakunya bisa dianggap sebagai menyimpang. Misalnya, jika masyarakat memandang mencuri sebagai suatu perbuatan yang salah, lalu ada individu yang mencuri, maka individu tersebut dianggap menunjukkan perilaku menyimpang.
2. Respons Masyarakat
Selain norma dan aturan masyarakat, respons masyarakat terhadap perilaku tertentu juga menjadi patokan lain yang menentukan apakah perilaku itu dianggap menyimpang atau tidak. Respons ini bisa berupa sangsi sosial, baik formal atau non-formal.
Formal berarti ada hukuman hukum yang jelas yang ditetapkan oleh masyarakat atau pemerintah untuk perilaku tersebut, seperti hukuman penjara atau denda. Non-formal berarti ada penolakan atau pengucilan dari kelompok atau masyarakat.
Perilaku yang menimbulkan respons negatif dari masyarakat umumnya dapat dianggap perilaku menyimpang. Misalnya, jika seorang individu sering mengabaikan pertemuan keluarga, meski tidak ada aturan tertulis tentang hal tersebut, masyarakat dapat merespons dengan kritik, penolakan, atau pengucilan, dan perilaku ini dapat dianggap sebagai menyimpang.
Dalam penutup, dua hal–norma masyarakat dan respons terhadap perilaku—digunakan sebagai patokan penting untuk menentukan apakah perilaku seseorang dianggap menyimpang atau tidak. Mengenal dan memahami kedua patokan ini penting agar individu dapat berinteraksi dan berfungsi dengan baik dalam masyarakatnya.