Kabar terbaru datang dari rumor seputar safe house milik Firli Bahuri yang berlokasi di Kertanegara, Jakarta Selatan. Safe house ini belakangan menjadi perbincangan banyak pihak mengingat status Firli Bahuri sebagai Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memangguh tanggung jawab penting dalam penanganan kasus korupsi di Indonesia. Ternyata, fakta baru terungkap bahwa safe house yang diprediksi mewah dan berkelas ini ternyata disewa Ketua Harian Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Ketua Harian PBSI, sebelumnya, diberitakan sering terlihat datang dan pergi dari rumah tersebut. Hal ini membuat opini publik menjadi semakin penasaran dengan keterkaitan antara Firli Bahuri dan Ketua Harian PBSI. Ada juga yang menyebut jika rumah tersebut merupakan tempat pertemuan rahasia antara sejumlah elite politik dan hukum di tanah air. Namun, semua itu hanyalah spekulasi yang beredar dan belum ada konfirmasi resmi dari pihak yang berkepentingan.
Keterkaitan antara Firli Bahuri dan Ketua Harian PBSI, tentunya, menimbulkan banyak pertanyaan. Menjadi sebuah pertanyaan besar, kenapa Ketua Harian PBSI harus menyewa safe house milik Firli Bahuri? Apakah ada keterkaitan bisnis, atau prestise politik, atau mungkin alasan lain yang lebih personal? Semua menjadi misteri yang masih harus dipecahkan.
Banyak indikasi yang bisa diambil dari fakta ini. Namun, pada dasarnya, penggunaan safe house seringkali berhubungan dengan perlindungan dan privasi. Dalam banyak kasus, orang-orang dengan posisi penting atau berdaya pengaruh seringkali membutuhkan tempat yang terpisah dan terlindungi untuk berbagai keperluan, termasuk pertemuan dengan pihak lain atau bahkan hanya sekedar untuk beristirahat.
Soal kedekatan Firli Bahuri dengan Ketua Harian PBSI tentu bukan rahasia lagi. Keduanya dikenal memiliki hubungan baik dan sering terlihat bersama dalam beberapa kesempatan. Juga, bukan tidak mungkin jika safe house ini menjadi salah satu bentuk kerja sama atau pertukaran layanan antara keduanya.
Menariknya, hingga kini safe house di Kertanegara tersebut masih terlihat dipelihara dengan baik dan sering digunakan, meski belum diketahui siapa yang sebenarnya berada di dalamnya. Apakah Ketua Harian PBSI masih menjadi penyewa tetap? Atau mungkin ada pihak lain yang juga menggunakan fasilitas tersebut?
Sejauh ini, baik Firli Bahuri maupun Ketua Harian PBSI belum memberikan klarifikasi tentang safe house tersebut. Jadi, jawabannya apa? Semuanya masih menjadi tanda tanya dan menunggu kebenaran yang sesungguhnya.